the more i silence the more i talk to you
|| profile ||
|| links ||
|| chats ||
|| others ||


ini blog lioni yang entah sudah keberapa
mudah-mudahan ini bisa menjadi ruang tempat lioni menulis
dan mudah-mudahan lioni bakal sering menulis di rumah baru ini.

selamat datang..
selamat menikmati..



Saturday, October 29, 2005

teman

saya memiliki banyak teman. ada teman-teman dari alumni SD, SMP, SMA, ada teman dari kampus di Fikom Unpad, teman di Common Room, teman dari alumni SMA lain, teman gereja, teman komplek, teman yang ketemu di dunia maya, teman dari berbagai macam media massa, teman yang kenalan di toko buku atau restoran, teman yang bertemu selama perjalanan ke kota-kota lain, teman dari komunitas-komunitas musik dan lain sebagainya.

saya tidak pernah menghitung sudah berapa jumlah teman yang dimiliki. semuanya bisa saya hubungi lewat sebuah ponsel ataupun email. tapi tetap saja saya sering merasa kesepian.

apa sebenarnya definisi teman yang ada di kepala kalian?
yang selalu ada di tiap saat ketika kamu membutuhkan?
yang selalu bisa dihubungi kapanpun kamu mau?
yang selalu membantu disaat kamu perlu?

jujur saja, saya sering merasa adanya penolakan dikala saya membutuhkan seorang teman dan dia tidak bisa membantu dengan berbagai macam alasan..

tapi saya juga harus bisa memikirkan jika ada di posisi mereka. selalu adakah saya ketika seorang teman membutuhkan saya?

pertanyaan lain adalah
apakah seorang teman akan menjelekan temannya sendiri?

ketika saya ada di sebuah kumpulan orang yang berteman, kadang saya harus mendengarkan keluhan si ini tentang si itu, atau si itu tentang si ini. saya pun begitu, kadang saya mengeluh tentang si ini dan si itu. kenapa saya tidak bisa langsung mengeluarkan keluhan itu langsung pada orang yang bersangkutan? terlalu sulitkah? terlalu memalukan? takut salah menilai atau takut orang itu tidak menyukai pertemanan yang sudah terjalin?

yang saya perhatikan, jika makin lama keluhan itu dipendam dan dibicarakan secara rahasia apakah lantas itu layak disebut sebuah pertemanan?
kita tidak pernah bisa melihat segalanya dari segala sisi. yang kita lihat hanya yang kita rasakan. padahal apa yang kita rasakan belum tentu seperti yang orang lain rasakan. jadi, bagaimana supaya persepsi kita bisa sama?

mengobrol...
curhat...

langsung pada orang yang bersangkutan..

tampaknya tidak akan sesulit yang dibayangkan

dari pada menghancurkan pertemanan yang sudah dijalin tadi

asal..satu sama lain tidak munafik dan berusaha untuk jujur setidaknya jujur pada diri sendiri

tetapi rasa takut yang ada di dalam diri saya kadang terlalu besar sehingga saya tidak bisa mengungkapkan itu semua kepada seorang teman..
terlalu munafik
terlalu diam
terlalu khawatir keadaan akan semakin buruk

tapi saya tidak bisa kehilangan seorang teman..



pelacur 9:06 PM